Tuesday, November 21, 2017

Mencari Eksistensi Diri (PART 1)





“Aku mencoba mengosongkan diri dari berbagai macam persoalan dunia.”
Menyepi dalam kesunyian alam pikiran dan hati nurani. Kudamaikan keduanya supaya tak menimbulkan egonya masing-masing. Aku pun kosong, berada pada titik nol. Menjadi jiwa yang tak pernah kumiliki.

Ketenangan mulai berlabuh di jiwa. Mengalir dalam darah, menciptakan berbagai macam pertanyaan dalam nalar. Berbagai macam pertanyaan terus menghujam pikiranku. Hatiku mulai mengisyaratkan sesuatu karena merasa terusik dari ketenangangannya.

Aku menahan keduanya sebelum semuanya tak terkendali lagi. Perang antara hati dan alam pikiran akan mengacaukan kekosongan yang telah terbentuk. Jika ke-chaosan terjadi, maka harus kuulang kembali ritual ini.

Keseimbangan sangat diperlukan untuk menemukan aku yang baru menjadi "AKU" yang semestinya. "AKU" di sini akan menemukan raganya terlebih lagi pemikiran baru juga hati yang baru. Setelah raga terpenuhi, maka "AKU" harus melahirkan eksistensinya sendiri. Hati nurani harus tetap terjaga, karena itulah titik kehidupan yang menuntun ke alam pikiran.

Kujaga keduanya (Akal dan Hati) supaya tidak menimbulkan ke-chaosan lagi.
Kuciptakan keseimbangan yang kokoh, walau di depan bayangan tercipta banyak rintangan. Untuk menghadapi berbagai halang rintang tersebut, perlulah menciptakan sebuah inisiatif dan strategi yang jitu. Dari sanalah pikiran dan hati diharuskan untuk bisa berdamai. Tetap jaga keseimbangan.

Dunia dan berbagai macam permasalahan segera menampakkan wujudnya. Sang "AKU" mulai memainkan strategi yang telah tercipta. Sebagian dari permasalahan ini dia kalahkan dan sebagian lagi telah bersarang dalam raganya.

"AKU" adalah manifestasi dari "aku" yang sebelumnya, yang telah teracuni berbagai macam mindset. Dan sekarang sang "AKU" menyimpulkan sebuah kehidupan baru yang menurut alam pikiran dan hati nuraninya benar. Walaupun kebenaran sejati masih samar adanya.

0 comments:

Post a Comment