Tuesday, October 31, 2017

Mengingat-Nya Adalah Suatu Keindahan




Bismillah...

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ  اَذْكُرْكُمْ وَاشْکُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
"Maka ingatlah kalian kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepada kalian.  Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian ingkar kepada-Ku."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 152)

Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Allah subhanahu wata'ala.  
"Maka ingatlah kalian kepada-Ku, Akupun akan ingat kepada kalian." (Al-Baqarah: 152)
Makna yang dimaksud ialah: "Ingatlah kalian kepada-Ku dalam semua apa yang telah Allah perintahkan/wajibkan atas kalian, maka niscaya Aku akan mengingat kalian dalam semua apa yang Aku wajibkan bagi kalian atas diri-Ku".

Menurut Sa'id ibnu Jubair artinya: "Ingatlah kalian kepada-Ku dengan taat kepada-Ku, niscaya Aku selalu ingat kepada kalian dengan magfirah (ampunan)-Ku". Menurut riwayat yang lain disebutkan "dengan rahmat-Ku".

Dari Ibnu Abbas sehubungan dengan takwil firman-Nya: Maka, ingatlah kalian kepada-Ku, Akupun akan ingat kepada kalian. (Al-Baqarah: 152) Disebutkan bahwa makna yang dimaksud ialah ingat Allah kepada kalian jauh lebih banyak daripada ingat kalian kepada Allah'. 

Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan:
Allah berfirman, "Barang siapa yang ingat kepada-Ku di dalam dirinya, niscaya Aku ingat (pula) kepadanya di dalam diri-Ku; dan barang siapa yang ingat kepada-Ku di dalam suatu golongan, niscaya Aku ingat (pula) kepadanya di dalam golongan yang lebih baik daripada golongannya."

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah, dari Anas yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Allah berfirman, "Hai anak Adam, jika kamu ingat kepada-Ku di dalam dirimu, niscaya Aku ingat pula kepadamu di dalam diri-Ku. Dan jika kamu mengingat-Ku di dalam suatu golongan, niscaya Aku ingat pula kepadamu di dalam golongan dari kalangan para malaikat -atau beliau Saw. bersabda, 'Di dalam golongan yang lebih baik dari golonganmu'-. Dan jika kamu mendekat kepada-Ku satu jengkal, niscaya Aku mendekat kepadamu satu hasta. Dan jika kamu mendekat kepada-Ku satu hasta, niscaya Aku mendekat kepadamu satu depa. Dan jika kamu datang kepada-Ku jalan kaki, niscaya Aku datang kepadamu dengan berlari kecil."
Sanad hadis ini sahih, diketengahkan oleh Imam Bukhari melalui hadis Qatadah yang di dalamnya disebutkan bahwa Qatadah mengatakan, "Makna yang dimaksud dari keseluruhannya ialah rahmat Allah lebih dekat kepadanya."

Dan lanjutan ayatnya
Allah subhanahu wata'ala berfirman:
"Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku." (Al-Baqarah: 152)

Allah memerintahkan untuk bersyukur dan menjanjikan pahala bersyukur berupa tambahan kebaikan dari-Nya. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
"Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat)-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim: 7)

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Al-Fudail ibnu Fudalah (seorang lelaki dari kalangan Bani Qais), telah menceritakan kepada kami Abu Raja Al-Ataridi yang mengatakan bahwa Imran Ibnu Husain keluar menemui kami memakai jubah kain sutra campuran yang belum pernah kami lihat dia memakainya, baik sebelum itu ataupun sesudahnya. Lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu 'alayhi wasallam. pernah bersabda: 
"Barang siapa dianugerahi suatu nikmat oleh Allah, maka sesungguhnya Allah menyukai bila melihat penampilan dari nikmat yang telah Dia berikan kepada makhluk-Nya. Dan adakalanya Rauh mengatakan 'kepada hamba-Nya".

Sumber Tafsir Ibnu Katsir

Mengingat Allah adalah suatu hal yang sangat indah, ketika kita mengingatNya,  menyucikan namaNya dan  mengagungkanNya semoga Allah memberikan kita ganjaran yang terbaik.
Dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Itu sudah menjadi fitrah manusia, selalu terpaut kepada hal yang baik. Ketika mengingat Allah semua menjadi mengecil, semua yang ada di dunia ini tak seberapa.  Tetapi ketika kita lalai dari mengingatNya, pikiran dan hati akan selalu diburu oleh rasa kegalauan, putus asa, lemah dan hal-hal yang mengantarkan kita kepada kesengsaraan. 

Tentunya kita tidak ingin menjadi orang yang selalu khawatir akan kenikmatan dunia, tetapi seimbanglah dalam menyikapinya.. Prioritas utama tetap untuk mencari bekal akhirat dan tidak melupakan kebutuhan kehidupan dunia.

Selalu bersyukur terhadap nikmat yang kita dapatkan. Ada kalanya kita terhanyutkan oleh kesenangan dunia, sehingga lupa untuk bersyukur. Bersyukur akan kenikmatan yang tak seberapa, hal itu akan menimbulkan efek yang baik bagi kita sehingga senantiasa bersyukur terhadap kenikmatan yang besar maupun kecil.

Jangan ingkar, jangan menyepelekan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dengan selalu berkeluh kesah terhadap rezeki yang tidak sesuai dengan keinginan.  Dan tentunya tidak akan ada keberkahan di dalam rezeki itu.

Semakin kita merasa kurang semakin lelah kita disibukkan oleh perkara-perkara yang tak akan memuaskan hati. Bersyukur dan bersabar adalah solusi dari perkara-perkara yang menyengsarakan.

Shoffan Banany

0 comments:

Post a Comment