Friday, October 22, 2021

Hidup Tanpa Kompetisi



Di waktu yang lalu hidup ini kusadari adalah sebuah kompetisi. Kita hidup harus sampai pada puncak kesuksesan. Namun kesuksesan itu maknanya sangat pribadi, rumit, entah kapan datangnya dan pastinya fana. Semua ini adalah pemaknaan pribadi.

Tapi benarkah hidup ini adalah kompetisi? Mengawali hari dengan terburu-buru, makan, minum, mandi, berangkat kerja supaya tidak terlambat, semuanya serba terburu-buru. Dan sialnya itu terus terulang. Ini tidak salah tapi cobalah pikirkan lagi.
Sampai-sampai ada yang nyeletuk.. Dasar Robot!
Sejak kapan sih, acuan hidup ini adalah ajang saling mengunggulkan diri? Seperti berlangsung begitu saja pada saat kita dewasa dan banyak berpikir.
Jika dipikirkan kembali, sebenarnya kehidupan ini tidak menuntut apa-apa dari kita. Kitalah yang menuntut sesuatu untuk menjadi sesuatu.
Berlomba meraih kehormatan, validasi, harta benda, dan yang lainnya untuk jaminan hari tua yang entah sampai atau tidak.
Sampai rela mengorbankan hati dan pikiran.
Dan benarkah dengan menempuh hidup sebagai perlombaan adalah jalan menuju kesuksesan? Yang mana sukses pun masih sangat abstrak seperti apa, dan bagaimana rasanya. Karena kita selalu belum bisa menuju ke sana.
Lalu pada akhirnya yang manusia butuhkan hanyalah ketenangan dan kedamaian.
Silakan, tanyakan pada diri masing-masing, untuk apa semua hal yang kita lakukan dan kumpulkan?
Bukankah yang di atas tadi adalah jawabannya.
Mari kita simak apa yang dikatakan Winston Churcill, "Kita hidup dari apa yang kita dapatkan, dan kita bahagia dari apa yang kita berikan". Sesimpel itu. Dan jika kita masih ingin berlomba, berlombalah dalam kebaikan seperti yang telah termaktub dalam al Quran, fastabiqul khoirot.
Saling berbagi, saling melengkapi supaya kita bisa seimbang.