Saturday, June 24, 2023

Muhammad Iqbal dan Islam


Muhammad Iqbal atau Allamah Iqbal adalah seorang filosof, politisi sekaligus penyair Muslim yang mementingkan perbuatan atau tindakan. Sebagai seorang filosof yang membela perlunya manusia melakukan tidakan, ia tidak menyetujui pendapat, bahwa tugas seorang filosof tidak lain hanyalah "untuk memahami dunia". Baginya, dunia bukanlah sesuatu yang hanya harus dilihat atau dikenal melalui konsep-konsep, tetapi sesuatu yang harus dibentuk dan dibentuk lagi melalui tindakan yang tak pernah berhenti. Pengetahuannya yang mendalam mengenai Islam dan dibarengi dengan penguasaannya yang tinggi terhadap sistem pemikiran filsafat Barat, menjadikan dia sebagai seorang Muslim yang sangat kritis terhadap perkembangan dunia Islam.


Pada masa awal kehidupannya, kondisi sosial-politik dan keagamaan ummat Islam, berada pada titik kehancuran. Islam yang dipahaminya sebagai agama yang sangat dinamis dan progresif telah kehilangan dinamika dan kreativitasnya. Ummat Islam yang dahulu menjadi sumber inspirasi pengetahuan dan pencipta-pencipta peradaban, menjadi lumpuh, tak berdaya dan kehilangan daya tariknya. Agama yang mereka anut tidak lagi Islam yang murni, melainkan Islam yang telah bercampur dengan faham dan praktek tarekat maupun sufistik. Kebebasan berpikir dan berkehendak menjadi tabu atau haram, karena adanya claim atau otoritas tertentu yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Sikap dan pemahaman ortodoksi yang bersifat skolastik serta pengulangan kata-kata yang melebihi dari cukup dan tidak luwes, mewarnai kehidupan mereka. Akibatnya, pemikiran Islam terkesan kaku, normatif dan monolitik.


Semua kondisi ini, menyadarkan dirinya untuk membangun suatu konsep atau gagasan, guna merespon, mengantisipasi dan sekaligus memobilisir semangat ummat Islam yang telah hilang dan ditinggalkan selama berabad-abad lamanya. Mula- mula ia membangun konsep ego, kedirian atau personalitas, yang merupakan pusat dan landasan keseluruhan organisasi kehidupan manusia atau sebagai ego yang menyadari akan eksistensi dirinya, lalu dengan kesadaran personalitas ini, ia menerapkan konsep kebebasan, sebagai manifestasi diri dan rasa tanggung jawab manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi. Dan akhirnya, kedua konsep ini menurutnya tidak akan memiliki makna apa-apa, bila tidak dibarengi dengan perbuatan atau tindakan.


Oleh karena itu, implementasi konsep tersebut, ia wujudkan dalam bentuk kritikannya terhadap sistem pemikiran dalam Islam, terutama khazanah pemikiran Islam klasik. Ia mengeritik para teolog, filosof dan sufi Islam, karena kecenderungan berpikir Hellenistik mereka yang bersifat metafisik dan spekulatif. Padahal al-Qur'an pada dasarnya anti klasik dan sangat menjunjung tinggi hal-hal yang bersifat empirik. Ia juga mengeritik kalangan Sunni yang telah memagari ijtihad mutlak dan syarat-syarat yang hampir tak mungkin direalisasikan dalam diri seseorang, dan menegaskan ketidaksetujuannya dengan doktrin tertutupnya pintu ijtihad.


Dengan pengamatan Iqbal yang tajam terhadap keempat disiplin ilmu keislaman klasik, ia berkesimpulan bahwa kemunduran ummat Islam disebabkan karena sikap dan budaya mistisisme asketik yang mematikan dinamika.Dan juga adanya idealisasi capaian-capaian masa lampau yang memberhalakan pemikir-pemikir besar. 


Karena itu, kemajuan ummat Islam hanya bisa bangkit atau diperoleh kembali, jika ummat Islam menyadari akan pentingnya kehidupan duniawi yang dinamis dan progresif, digantikannya sistem berpikir atau epistemologi yang bercorak rasionalisme menjadi epistemologi yang bercorak empirisme, dan menemukan kembali dasar-dasar kemerdekaan yang universal dengan prinsip ijtihad atau prinsip gerak dalam struktur Islam.


Maka dari itu untuk mengantisipasi dan sekaligus merealisasikan semangat berpikir Iqbal,  berdasarkan sistem dan metode berpikir filosofisnya, terbentuklah suatu faham kebebasan dalam Islam, yang disebut dengan liberalisme Islam, yaitu suatu paham kebebasan yang berkeinginan merekonstruksi dan membumikan ajaran-ajaran agama secara nyata dalam kehidupan modern, berdasarkan nilai- nilai al-Qur'an.


Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/526921225132154825/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Iqbal

https://media.neliti.com/media/publications/58165-ID-none.pdf

http://repository.iainpalu.ac.id/932/1/GAGASAN%20ISLAM%20LIBERAL%20MUHAMMAD%20IQBAL.pdf

Rekonstruksi Pemikiran Islam - Muhammad Iqbal

0 comments:

Post a Comment